Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Senin (2/9/2017) menyerahkan alat ketel uap hasil karya siswa SMK Negeri 2 Purwokerto, kepada produsen tahu yang tergabung dalam Kelompok Sari Kedelai di Desa Kalisari, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas.
Penggunakan ketel uap sebagai alat produksi yang relatif modern ini sebagai upaya penghematan energi dan pengefisiensian waktu dalam produksi tahu. Gubernur menyampaikan, bantuan ketel uap ini merupakan proyek ujicoba. Jika hasilnya bagus, maka akan dilakukan penambahan bantuan kepada perajin tahu, tidak hanya di wilayah Banyumas, namun juga di Jawa Tengah secara umum.
Ketel ini, merupakan karya siswa SMK yang dibiayai Bapedalitbang, merupakan salah satu bentuk kerja sama Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Tengah, Tim Pengembangan Teknologi Lingkungan Provinsi Jateng, SMK Negeri Jateng, dan SMK Negeri 2 Purwokerto. Ketel ini bisa menghemat energi sampai dengan 30 persen, serta produktivitas tahu yang dihasilkan jauh lebih higienis. Untuk satu unit ketel ini, dapat digunakan untuk tiga perajin tahu.
“Kita dorong para produsen tahu menggunakan alat yang relatif modern sehingga energi bisa dihemat 30 persen, higienis, dan proses pembuatannya lebih cepat, dan dengan ketel uap ini, diharapkan produktifitas tahu sari kedelai Desa Kalisari lebih berkembang lagi. Karena selain hemat energi,alat ini dapat memangkas waktu produksi dengan lebih cepat.” kata Ganjar usai melihat demo ketel uap untuk memasak tahu di salah satu dapur perajin tahu setempat.
Lebih lanjut Ganjar menjelaskan bahwa dengan modernisasi alat yang digunakan dalam membuat tahu, maka diharapkan lingkungan sekitar bisa lebih terjaga.
“Kedepannya ketel uap inovasi dari para pelajar SMK yang menggunakan teknologi sederhana ini akan kita produksi massal agar industri tahu bisa semakin berkembang dan kesejahteraan para pembuatnya meningkat,” ujarnya
Sementara itu, penerima bantuan ketel uapang Purwanto mengatakan bantua ini cukup membantu perajin. Karena bisa menghemat waktu pengerjaan dan bahan bakar. Untuk bahan bakar, yang digunakan merupakan kayu gergajian yang tidak terpakai. Bahan bakar ini, mudah didapat di sekitar wilayah Cilongok.
“menurut saya sangat berguna sekali karena bisa mengirit bahan bakar sampai sepertiga. Yang jelas, bau asap ( sangit) sudah tidak ada dan dapur menjadi lebih bersih.” katanya.
Desa Kalisari, merupakan sentra tahu di Banyumas. Ada sekitar 200 perajin tahu di desa ini, dengan pemasaran di sejumlah Kabupaten, diantaranya Cilacap, Brebes, Purbalingga dan Banjarnegara.
Sukses SMK 2 Purwokerto
Sukses perajin tahu..
(Widi)